BERNAFAS KARENA ROH TUHAN

GKI San Francisco

W.E.L.C.O.M.E.

BERNAFAS KARENA ROH TUHAN

Kotbah 12 Januari 2020, updated 22 Maret 2020

Matius 3:13-17

Teks dan tema ini sebetulnya disampaikan dalam kotbah Kebaktian Minggu, 12 Januari 2020. Ketika saya menuliskannya kembali, setidaknya ada 2 kejadian besar terkait dengan alam yang sudah dan sedang menyita perhatian dunia. Pertama, kebakaran hutan besar di Australia pada musim panas kemarin. Begitu banyak rumah terbakar apalagi hutan liar dan kekayaan flora dan fauna di dalamnya. Petugas dari luar negeri pun datang membantu memadamkan kebakaran itu.

Kedua, coronavirus dalam hal ini pandemi covid-19 tidak tanggung-tanggung masih melebarkan kerajaannya melintasi batas negara dan benua. Menyikapi dua tragedi itu, dunia tentu bersedih. . Hampir semua orang mengakui dengan sangat menyesal, “yang seperti ini belum pernah saya lihat dan alami seumur hidup saya, sepanjang pekerjaan saya…”. Orang-orang tidak lagi memandang ini beban bagi Australia atau China. Ada sesuatu yang ikut menggoncang hati kita masing-masing dan mendorong kita untuk berubah.

Badan kesehatan dunia (World Health Organization) mengumumkan covid-19 sebagai pandemi. Berdasarkan rekomendasi lanjutan badan kesehatan di tiap negara,muncul perintah social distancing atau shelter-in-place. Maka, gereja-gereja di dunia, termasuk dalam lingkup Sinode Presbyterian Church USA, Uniting Church in Australia,Crossway Baptist Church, dan Anglican Church di Melbourne, serta Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia dan Sinode Gereja Kristen Indonesia drastis mengubah metode pelayanannya. Kita menjangkau seluas-luasnya anggota jemaat sesuai kategori usia melalui dunia digital dan/atau memaksimalkan penyediaan buku panduan ibadah keluarga bagi yang tidak punya akses internet.

YOHANES DAN YESUS Peta perjalanan Yesus mengajak kita untuk kembali melihat identitasNYA sebagai Anak Manusia dan identitas kita sebagai anak-anak Allah. Epiphany masa perantara Advent dan Lent atau Pra-Paskah. Epiphany merupakan perjalanan antara yang biasa menuju yang luar biasa; yang duniawi dan sorgawi; yang rapuh dan yang perkasa.

Yesus adalah orang Nazareth. Perjalanan yang ditempuhNya untuk tiba di Yordan itu sekitar 70 mil atau 113 km. Yesus merespon panggilan pertobatan Yohanes Pembaptis bagi setiap orang. Yesus mau memberi DiriNya dibaptis, tanda bertobat, mengaku dosa dan taat kepada Allah. Yohanes tahu siapa Yesus (3:11,14). Yohanes meluluskan permohonan Yesus bahwa baptisan Yesus itu merjadi kepatutan (hal yang baik) dalam rangka menggenapkan seluruh kehendak Allah.

YESUS DIBAPTIS: IDENTITAS DAN TUGAS Bukit Golgota bukan hanya satu-satunya tempat Yesus mendemonstrasikan ketaatan total kepada Allah. Di Yordan DIA merendahkan DiriNya. Baptisan bukan sekadar undangan dan pilihan, melainkan ruang Allah sendiri untuk menyatakan keselamatan bagi yang mereka yang memberi dirinya. Di sini, baptisan Yesus menjadi konfirmasi tentang identitasNya-siapa DIA dan apa tugasNYA bahwa: Dulu Ia disembunyikan (Matius 1:13,20-22). Raja Herodes dan penggantinya, Arkhelaus menganggap kelahiranNya sebagai ancaman terhadap kekuasaan mereka. Selain itu, sudah sekitar tigapuluh tahun Yesus menunggu untuk memulai komitmenNya terhadap pelayanan. Bahkan, dari abad ke abad sejak jaman Penciptaan, lalu kejatuhan manusia ke dalam dosa, seluruh ciptaan mengerang dalam gelap dan memohon pertolongan.
Kini terang-terangan dinyatakan, Dialah Anak Allah. KepadaNya-lah Allah berkenan (3:17) Dulu manusia hidup fana. Kehadiran Yesus adalah keselamatan bagi seluruh ciptaan. Yesus memberitakan kehadiran Kerajaan Allah di tengah manusia. Memulihkan yang sakit (4:23-24). Yesus menggenapi hukum Taurat dengan kasihNya (5:43-44). Dia mengampuni orang berdosa dan mempersekutukan semua orang apapun latar belakangnya (8:10; 9:11).

YESUS DIBAPTIS: DARI AIR DAN OLEH ROH Perikop pendek dalam Matius 3:14-17 ini menjelaskan bahwa dunia manusia seketika berbeda. Yesus sebagai manusia mengekspresikan komitmenNya untuk hidup di dalam Allah. KemanusiaanNya didedikasikan hanya pada apa yang berkenan bagi Allah. Air baptisan melambangkan pembaruan babak pelayananNya.

And Jesus, when he was baptized, went up straightway out of the water: and, lo, the heavens were opened unto him, and he saw the Spirit of God descending like a dove, and lighting upon him. (Matthew 3:16, King James Bible)

Tiba saatnya Yesus menegakan keadilan dan memberlakukan kasih Allah di dunia. Allah tidak pernah meninggalkan ciptaanNya termasuk orang-orang yang selalu patah hati, menderita karena kekuasaan pemerintah dunia yang menyimpang dari hukum Allah. Apa yang diperjuangkan oleh para nabi Perjanjian Lama belum berhenti. Kevakuman kehadiran para nabi dalam masa antar perjanjian tidak berarti Allah tidak mendengarkan keluhan umatNya.

Langit terbuka. Alam menyambut tindakan Allah yang setia menyayangi dunia milikNya. Alam ikut memberitakan kasih Allah bagi dunia melalui Yesus AnakNya yang tunggal. God has chosen Jesus. Burung merpati dalam tradisi Romawi menandai peristiwa rajani (powerful imperial figures). Melalui dan di dalam diri Yesus, Allah berwujud. Allah nyata. Allah beserta ciptaanNya.

MARI BERIMAN: BAPTISAN-NYA MEMBERIKAN NAFAS KEHIDUPAN BAGI KITA Dalam baptisan Yesus, Roh atau pneuma hadir dan memberi daya yang memampukan dunia untuk mendengar dan menerima Yesus dalam hidupnya. Allah Tritunggal semakin nyata berkarya di dalam dunia;
Melalui baptisan Yesus, kita juga belajar bersedia hidup kudus bagi Allah. Tubuh dan segala apa yang ada bukanlah milik kita sendiri. Tubuh patut dipelihara untuk hidup secara bertanggungjawab. Mempraktekkan apa yang sehat bagi jiwa dan badan. Pikiran yang kreatif. Hati yang gembira dan penuh pengampunan. Jiwa yang tangguh di dalam kerapuhan. Pribadi yang rendah hati di dalam mengelola setiap kelebihan; Baptisan mendorong kita belajar hidup untuk diutus bagi dunia. Mulia sekali bahwa Yesus memberi Diri untuk dibaptis. IA tekun berpihak pada yang lemah; menentang keras segala kelaliman penguasa dan pimpinan agama serta pemuka masyarakat. Elizabeth Moltmann-Wendel mengatakan: Sebab salib bukanlah satu lambang tentang kematian Kristus yang berkorban, melainkan lambang kematianNya demi sebuah alasan/ peristiwa yang adil. (“I Am My Body”, 1994)

Mengapa Yesus dibaptis ini membuat kita semakin mencintai DIA. Juruselamat Dunia justru bersedia untuk menerima tanda keselamatan dari Allah. Bagaimana dengan baptisan kita? Sudahkah kita bekerja dalam kekudusan bagi DIA? Bersediakah kita untuk berulang-ulang melatih diri untuk memakai tubuh kita dan segala yang ada pada kita seperti Kristus memakai tubuh-Nya? Relakah kita untuk turut menyampaikan berita baik ini bagi dunia?

(Daly City, 22 Maret 2020)